Dharmodi Simanullang

Mencari Kesalahan Dalam Penulisan Dalam Skripsi



ABSTRAK

FEBRIAN PRAWIANTO. Penerapan Metode Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pengukuran Dan Alat Ukur Listrik. Studi Kasus di SMK Kemala Bhayangkari 1 Jakarta (2009). Skripsi. Jakarta: Jurusn Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Negeri Jakarta, Juli 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pengukuran dan alat ukur listrik yang menggunakan metode inquiry lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pengukuran dan alat ukur litrik yang menggunakan metode konvensional.
Berdasarkan hasil penelitian, hipotesis penelitian ini adalah : “Hasil Belajar siswa yang diajar menggunakan metode inquiry’ lebih tinggi disbanding siswa yang diajar menggunakan metode konvensional.
Penelitian ini dilakukan di SMK Kemala Bhayangkari 1 Jakarta dengan populasi terjangkau adalah adalah adalah siswa kelas 1. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas 1 sebanyak 72 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas control. Sampel dalam penelitian ini sendiri diambil secara acak sederhana. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen.
Hasil belejar pengukuran dan alat ukur listrik diukur dengan menggunakan instrument berupa tes hasil belajar yang berbentuk pilihan ganda, berjumlah 40 butir dengan 4 pilihan jawaban dan tes praktek. Koefisien reabilitas instrument dihitung dengan menggunakan rumus KR-20. Harga koefisien reabilitas pada saat uji coba adalah sebesar 0,7543. Uji normalitas populasi dengan uji liliefors dan ternyata populasi berdistribusi normal. Pengujian keamaan variansi menggunakan uji-Fdan didapat variansi kelompok kedua adalah sama.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil, bahwa hasil belajar pengukuran dan alat ukur listriksiswa yang diajar menggunakan metode inquiry lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar menggunaka metode komvensional.



Tugas Bahasa Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang Masalah
Dalam Ketentuan umum undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya”. Secara keseluruhan pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi yang diperlukan melalui proses pembelajaran.1
   Dalam kenyataannya, mutu pendidikan suatu Negara mempengaruhi sumber daya Manusia (SDM) yang dihasilkan. Mutu akademik yang rendah mungkin juga diakibatkan dari rendahnya mutu proses pembelajaran,yang menurut penelitian Blazely dkk. Pada tahun 1997 bahwa pembelajaran di Indonesia cenderung sangat teoritik dan tidak terkait dengan lingkungan, akibatnya peserta didik tidak mampu menerapkan apa yang dipelajarinya di sekolah guna memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari, demikian juga berdasarkan data survaiThePolitical and economic Risk Consultation melaporkan bahwa system pendidikan di Indonesia berada pada peringkat 12 dari 12 negara yang di survai, satu peringkat dibawah Vietnam.2
Di dalam proses pembelajaran, suatu metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil dari pembelajaran tesebut. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat bagi peserta didik menjadi nilai penting untuk kelancaran proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Sehinga didapatkan mutu proses pembelajaran yang baik, yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. 3
Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu metode pembelajaran yang baik dan tepat sangat dipelukan untuk kelancaran proses pembelajaran peserta didik, yang akhirnya akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan di Indonesia. Menurut Abdul Majid: Metode apapun yang digunakan oleh pendidik/guru dalam proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar(KBM) ( kurang efektif seharusnya menjadi  "perlu diperhatikan  akomodasi  menyeluruh terhadap prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)", yaitu:
1.      Berpusat kepada anak didik (Student Oriented). Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama sekalipun mereka kembar.
2.      Belajar dengan melakukan (learning by doing). Guru harus menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan apa yang dipelajari, sehingga anak didik memperoleh pengalaman nyata.
3.      Mengembangkan kemampuan sosial. Proses pembelajaran sebagai sarana untuk berinteraksi sosial.
4.      Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi. Proses pembelajaran harus dapat memancing rasa ingin tahu anak didik dan memompa daya imajinatif anak didik.
5.      Mengembangkan kreatifitas dan keterampilan. Proses pembelajaran dapat merangsang kreatifitas dan daya imajinasi anak didik untuk menemukan jawaban dari setiap masalah yang dihadapi anak didik.   4 
Jadi pada dasarnya sebuah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan siswa, mampu menyediakan siswa ( Seharusnya "mampu membantu siswa") untuk melakukan apa yang dipelajari, mengembangkan kemampuan bersosialisasi, memompa daya imajinatif, serta merangsang kreatifitas anak didik. Dengan demikian dalam proses pembelajaran yang diperlukan sebuah metode pembelajaran yang mampu merangsang daya imajinatif serta kreatifitas anak didik. Dalam proses pembelajaran, metode inquiry salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik  mendapatkan jawabannya sendiri  sehingga dapat merangsang daya imajinatif serta kreatifitas anak didik. Dengan adanya pendapat yang demikian maka di sini (harusnya  'di dalam penelitian ini")  akan diteliti apakah hasil belajar teori pengukuran dan alat ukur listrik siswa yang diajarkan dengan metode konvensional dengan menggunakan instrument sesuai kurikulum SMK.
Dengan adanya proses pembelajaran maka akan  menghasilkan sebuah hasil belajar.
Hasil belajar pada hakekatnya adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia meneria pengalaman belajarnya.  5
Menurut Gagne Hasil belajar yang baik mencakup pada lima kemampuan yang harus dimiliki oleh manusia yaitu:
1.      Kemampuan intelektual, meliputi kemampuan-kemampuan diskriminasi, konsep yang nyata, mendefenisikan, peraturan dan susunan peraturan yang lebih tinggi (mencakup dalil)
2.      Strategi kognitif,menghasilkan pemecahan soal
3.      Informasi Verbal, untuk menyatakan sesuatu secara oral.
4.      Ketrampilan motoris, melaksanakan atau menjalankan sesuatu.
5.      Sikap, kemampuan untuk memilih sesuatu. 6
Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelompok Teknologi dan Industri, bidang studi pengukuran dan alat ukur listrik termasuk pendidikan ketrampilan yang mengandung bahan kajian teori dasar listrik yang mempelajari  besaran-besaran listrik beserta alat ukurnya sesuai dengan kebutuhan industri. Tujuan pengajaran pengukuran dan alat ukur listrik adalah untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional dengan memberikan bekal pengetahuan pengukuran listrik yang cukup kepada siswa untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan urian yang telah dijelaskan diatas, dengan demikian akan diteliti apakah metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar pengukuran dan alat ukur listrik. Penelitian ini dilakukan sebagai langkah awal terhadap pengembangan metode pembelajaran untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia yang ada.

B.   Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas (di atas), maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1.      Apakah mutu pendidikan sebuah Negara berpengaruh terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan?
2.      Apakah Metode pembelajaran dapat mempengaruhi hasil pembelajaran tersebut?
3.      Apakah metode pembelajaran yang digunakan seorang pendidik harus dapat merangsang kreatifitas dan imajinasi peserta didik?
4.      Apakah metode inquiry dapat merangsang kreatifitas dan imajinasi peserta didik ?
5.      Apakah hasil belajar yang menggunakan metode inquiry lebih tinggi dibandingkan yang menggunaka metode konvensional?


C.   Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada perbedaan hasil belajar pengukuran dan alat ukur listrik siswa kelas 1 SMK Kemala Bhayangkari 1 yang diajar dengan menggunakan metode inquiry dan yang diajar dengan menggunakan metode konvensional, dimana akan dilihat apakah hasil belajar pengukuran dan alat ukur listrik siswa yang menggunakan metode inquiry lebih tinggi dibanding siswa yang menggunakan metode konvensional.

D.   Perumusan Masalah
Masalah yang diteliti dapat dirumuskan  sebagai berikut :  Apakah hasil belajar pengukuran listrik siswa yang menggunakan metode inquiry lebih tinggi dibandingkan hasil belajar pengukuran dan alat ukur listrik siswa yang menggunakan metode konvensional?

E.   Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1.      Melihat apakah ada pengaruh dari sebuah metode pembelajaran terhadap hasil belajar mata pelajaran tertentu.
2.      Mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar pengukuran dan alat ukur listrik siswa SMK yang diajarkan menggunakan metode inquiry dengan yang menggunakan metode konvensional.

F.    Manfaat Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru maupun calon guru antara lain:
1.      Dijadikan suatu referensi oleh guru maupun calon guru dalam pembinaan dan perbaikan atau peningkatan hasil belajar siswa.
2.      Memperbaiki strategi guru dalam mengajar sebagai perbaikan hasil belajar.
3.      Menanamkan motivasi kepada siswa dalam meningkatkan hasil belajar.